Diberdayakan oleh Blogger.
RSS


Kedamaian ada....
          Ketika kita mau menerima perbedaaan




Selamat pagi semua yang mapir ke blog ini,pagi ini saya kepikiran tentang agama jadi kali ini saya akan membahas sedikit tentang agama.

Beberapa hari ini saya aktif dalam diskusi di dunia maya dan aktif dalam group dari daerah saya yang mayoritas anggotanya adalah nasrani.Nah dsini ada beberapa anggota yang menurut saya konyol,selalu berkoar tentang agama,tp bahkan untuk menerima perbedaan dia itu enggan,sungguh hal yang konyol bagi saya karena perbedaan itu adalah anugerah yang diberikan Sang Pencipta kepada kita dan kalau kita tidak bisa menghargai perbedaan (anugerahNya) ya gimana kita mau menghargaiNya??

Bagi yang sudah hilir mudik di dunia maya ini sudah tidak aneh lagi jika ada perbincangan yang saling nyerang antara agama yang satu dengan agama yang lain.
Sungguh hal yang sangat konyol,sangat sangat konyol.
Agama kita ini bukan untuk diperdebatkan,tapi untuk diamalkan dalam perilaku kita sehari-hari,jadi bagi yang masih sering memperdebatkan itu ,saya harap sekarang sudah bisa mikir lah.

Pernah lihat pelangi kan??














Dia terdiri dari banyak warna kan?bukan cuma 1 warna,pernah kebayang gak kalau pelangi malah hanya 1 warna? wahh,saya pikir dia tidak akan seindah gambar ini.
Tau gak apa yang membuat pelangi?uap air yang disinari cahaya matahari,uap air itu ibarat kita manusia dan cahaya matahari itu adalah Sang Pencipta.Dari cahaya yang disinarkan Tuhan ke kita itu kita menjadi banyak warna,ada yang merah lah,ada yang kuning,ada yang hijau,sama seperti agama kita ada yang kristen,islam,hindu,budha,dan banyak kepercayaan lain.Kita mungkin berbeda dalam warna,tapi ingat kita ini selalu satu dalam Tuhan.

Suatu hari nanti akan ada banyak kelompok yang akan mengislamkan Indonesia dan akan banyak juga kelompok yang mengkristenkan Indonesia,tapi saya akan selalu di garis depan untuk selalu melawan itu.Saya percaya Tuhan mencintai keberagaman dan Tuhan sendiri membuat keberagaman itu untuk bisa kita indahkan.
Mari saudara-saudaraku,tidak peduli kamu warna apa,tidak peduli kamu agama apa,tapi mari kita satukan suara kita,mari kita gandengkan tangan kita untuk Indonesia yang lebih baik,dan untuk dunia yang lebih damai.
Toleransi beragama harus diutamakan kita hidup dalam berbagai warna pelangi dan kita akan selalu saling melengkapi satu dengan yang lain,ingat kita ini satu,satu dalam nama Tuhan Allah Sang Pencipta

Pesan saya : "perbedaan bukan untuk disamakan,tapi perbedaan untuk menyatukan"

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

read comments

Diam....Sebuah kata yang bisa menggambarkan dari sebuah kehampaan yang sudah merambah hidup dan membuat kekosongan dalam buku yang harusnya menjadi catatan sejarah yang tidak akan pernah bisa aku lupakan.
Waktu "Diam" sudah berakhir,hidup semakin keras dan semakin keras pula saya harus menghadapinya,Diam adalah emas,tapi emas tidak cukup kuat untuk melawan kerasnya dunia.Bertindak adalah berlian,sebuah batuan yang solid yang memiliki tingkat kekuatan paling lebih dari semua batuan yang ada,dan saya butuh berlian untuk melawan kerasnya hidup.
Perjalanan saya kembali dari sebuah keheningan dalam kata diam,adalah sebuah proyeksi diri yang sangat terlena dengan kondisi nyamanku dan melupakan apa yang ada diluar dan dibalik kursi nyamanku itu.
Waktu terus berputar dan tak akan berhenti,bahkan saat kamu sudah berhenti bernafas pun,waktu tidak akan pernah berhenti.
Waktu akan menggilas,menginjak,dan menghancurkan apa saja depannya yang tidak cukup keras seperti berlian tadi.
Kehidupan adalah permasalahan waktu,permasalahan dimana ada pertanyaan yang harus jawab "akan kamu apakan waktumu selama kamu hidup?"pertanyaan sederhana yang tidak sesederhana jawabannya.
Hidup adalah sebuah kerumitan,maka jawablah dengan hati nurani mu.
Hidup adalah sebuah perjuangan,maka bertahanlah dengan keyakinanmu
Hidup adalah sebuah pengorbanan,maka bersiaplah kehilangan apa yang bahkan tak pernah kau bayangkan
Hidup adalah lintasan,maka berdiri,dan mari kita melangkah bersama dalam menjalani lintasan ini.
Hidup punya 1000 alasan untuk buat kita menangis,buat kita sedih,buat kita rapuh,buat kita hancur,tapi percayalah kawan dibalik itu semua Hidup punya 1001 alasan untuk tetap membuatmu tersenyum.
Bangun dari kursi malasmu,tegakkan kepalamu kawan dan tatap kedepan,tatap sebuah langit yang akan membawamu pergi ke dunia berikutnya,tatap sekelilingmu dan lihat alasan kamu masih hidup saat ini,tatap tangan kananmu dan lihat jam tanganmu maka kau akan sadar kalau waktumu terbatas.
Hidup dan waktu berjalan beriringan,ayo bangun kawan dan mari kita berjalan seiring dengan hidup dan waktu dan jangan pernah berjalan dibelakang mereka.
Hidup ini jauh akan lebih bermakna kalau kau sudah bangun dari kursi malasmu dan menegakkan kepala serta mengatakan pada dirimu sendiri "aku harus berubah,waktuku tidak banyak"

Carpe diem,quam minimum credula postero - gapai hari ini dan berharap sedikit mungkin akan hari esok

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

read comments

Adanya suatu definisi dari sebuah obyek betapapun 


tidak sempurnanya, masih lebih baik daripada 


tidak ada 


definisi sama sekali.


Haroen Harsono

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

read comments

definisi kegilaan itu adalah melakukan hal yang 


sama dengan cara yang sama dan mengharapkan 


hasil yang berbeda..


Dani Yusuf

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

read comments

dengan pengetahuan kita bisa bijaksana, 

tetapi bukan dengan tahu segalanya manusia  menjadi bijak. 

selalu ada hal-hal yang perlu manusia ketahui dan tidak ketahui. 

 terkadang pemuas rasa penasaran, yang hancurkan kebijaksanaan.

percayalah, semuanya  menginginkan jawaban, tetapi jangan perbolehkan semuanya 

terjawab.

Rangga Aditya Hendarman

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

read comments

Kalau mampir di blog ini...jangan lupa di follow yah blog nya..hehe :)
kalau gak tau caranya..
look at the pict below..


Nah..klik aja yang ada di lingkaran merah..yang join this site dengan yang sign in..ehehe..
kalau yang make google mail..bisa langsung sign in..
kalau yang make twitter ma yahoo..bisa lewat join this site..hehehe :)
jangan lupa di follow yah...
ane kasi bonus cendol kalau di follow...haha


















Thanks :)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

read comments

Sekilas tentang GMNI-gerakan mahasiswa nasional Indonesia

Bahwa hampir setiap permasalahan yang terjadi di dalam negeri kita baik pada sektor sosial, ekonomi, maupun politik senantiasa berkaitan dengan konstelasi global yang ada. Imperialisme dan kolonialisme atas negeri kita sejak awal abad ke-19 adalah dampak daripada Revolusi Industri di Inggris yang melahirkan peradaban baru dalam sistem perekonomian dunia. Sebuah sistem perekonomian yang mengharuskan negara-negara maju untuk selalu mengeksploitasi sumber daya alam sebanyak-banyaknya dari berbagai belahan dunia sebagai bahan baku industri sekaligus mencari pasar baru sebagai akibat dari akumulasi barang dan modal yang terjadi di negerinya.

        Revolusi Bolshevik di Uni Soviet pada tahun 1917 juga telah mengilhami pemberontakan Partai Komunis Hindia Belanda pada tahun 1926. Sejak saat itulah banyak tokoh Indonesia yang belajar dan melakukan komunikasi intensif dengan Uni Soviet. Penerapan kebijakan politik etis Belanda di Indonesia juga telah mengakibatkan munculnya intelektual-intelektual muda di Indonesia yang bersentuhan dengan pemikiran-pemikiran ala barat, yang kemudian mengakibatkan terjadinya pertarungan ide dan gagasan antara tokoh-tokoh pendiri Republik tentang konsep kemerdekaan, kenegaraan, kebangsaan, demokrasi, dan lain-lain pada awal masa sebelum kemerdekaan bangsa kita.

        Terjadinya resesi ekonomi di negara-negara kapitalis pada tahun 1930-an menyebabkan meletusnya konflik antar mereka dalam memperebutkan wilayah negara jajahan. Pada saat negara-negara besar terbelah menjadi blok Axis dan blok Sekutu, di saat itulah Amerika Serikat menyusun konsep sosiologi untuk membuat rekayasa sosial guna diterapkan di negara jajahan mereka. Teori yang digunakan adalah strukturalisme fungsional dari Talcott Parsons.

        Pada era 1940-an muncul fenomena kemerdekaan negara negara jajahan di dunia termasuk Indonesia yang merdeka pada tahun 1945. Untuk mengendalikan negara-negara yang baru merdeka tersebut pada tahun 1944 dalam pertemuan Bretton Woods dibentuklah PBB, World Bank, IBRD, IMF, dan GATT. Proses ini memicu pertumbuhan perusahaan-perusahaan raksasa lintas negara dan antar bangsa yang biasa disebut dengan MNC (Multi National Coorporation).

        Maka dimulailah penjajahan model baru dari penjajahan konvensional ala militer kepada model penjajahan modern ala ekonomi. Strategi yang diterapkan oleh negara-negara kapitalis adalah dengan menerapkan ideologi developmentalisme dan konsep ekonomi pertumbuhan dari W.W. Rastow di negara-negara berkembang. Sistem kapitalisme inilah yang menyebabkan kemelaratan bangsa Indonesia secara terus menerus.

        Untuk itulah demi menjawab persoalan di atas lahirlah dari rahim ibu pertiwi organisasi kader pejuang bernama Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI). Dengan berasaskan Marhaenisme ajaran Bung Karno GMNI siap menjebol pengaruh kapitalisme global di Indonesia sampai ke akar-akarnya, dan membangun tatanan baru demi terciptanya masyarakat Indonesia yang adil dan makmur.



SEJARAH PERJUANGAN GMNI

        Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) lahir dari hasil proses peleburan tiga organisasi kemahasiswaan yang berasaskan sama yakni Marhaenisme ajaran Bung Karno. Ketiga organisasi tersebut adalah:
• Gerakan Mahasiswa Marhaenis yang berpusat di Jogjakarta
• Gerakan Mahasiswa Merdeka yang berppusat di Surabaya
• Gerakan Mahasiswa Demokrat Indonesia (GMDI) yang berpusat di Jakarta

        Proses peleburan ketiga organisasi mahasiswa mulai tampak, ketika pada awal bulan September 1953, Gerakan Mahasiswa Demokrat Indonesia (GMDI) melakukan pergantian pengurus, yakni dari Dewan Pengurus lama yang dipimpin Drs. Sjarief kepada Dewan Pengurus baru yang diketuai oleh S.M. Hadiprabowo.

Dalam satu rapat pengurus GMDI yang diselenggarakan di Gedung Proklamasi, Jalan Pegangsaan Timur 56 Jakarta, tercetus keinginan untuk mempersatukan ketiga organisasi yang seasas itu dalam satu wadah. Keinginan ini kemudian disampaikan kepada pimpinan kedua organisasi yang lain, dan ternyata mendapat sambutan positif.

        Setelah melalui serangkaian pertemuan penjajagan, maka pada Rapat Bersama antar ketiga Pimpinan Organisasi Mahasiswa tadi, yang diselenggarakan di rumah dinas Walikota Jakarta Raya (Soediro), di Jalan Taman Suropati, akhirnya dicapai sejumlah kesepakatan antara lain:
– Ketiga organisasi setuju untuk melakukan fusi
– Wadah bersama hasil peleburan tiga organisasi ini bernama Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesa (GMNI)
– Asas Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesa (GMNI) adalah Marhaenisme ajaran Bung Karno
– Sepakat untuk mengadakan Kongres pertama GMNI di Surabaya

        Para pimpinan tiga organisasi yang hadir dalam pertemuan ini antara lain: Dari Gerakan Mahasiswa Merdeka (1. Slamet Djajawidjaja, 2. Slamet Rahardjo, 3. Heruman), Dari Gerakan Mahasiswa Marhaenis (1. Wahyu Widodo, 2. Subagio Masrukin, 3. Sri Sumantri Marto Suwignyo), Dari Gerakan Mahasiswa Demokrat Indonesia (1. S.M. Hadiprabowo, 2. Djawadi Hadipradoko, 3. Sulomo)

KONGRES I
Dengan dukungan dari Bung Karno pada tanggal 23 Maret 1954 dilangsungkan Kongres I GMNI di Surabaya. Momentum inilah yang kemudian ditetapkan sebagai Hari Jadi (Dies Natalis) GMNI. Hasil daripada Kongres I adalah :
Pengesahan nama GMNI sebagai hasil fusi ketiga organisasi
Penetapan pimpinan nasional GMNI dengan M. Hadiprabowo sebagai ketua

KONGRES II
Dilaksanakan di Bandung pada tahun 1956 dengan haril sebagai berikut:
Konsolidasi internal organisasi
Meningkatkan kualitas GMNI dengan mendirikan cabang-cabang baru di seluruh wilayah NKRI
Sebagai ketua pimpinan nasional GMNI tetap M. Hadiprabowo

KONGRES III
Dilaksanakan di Malang pada tahun 1959 dengan haril sebagai berikut:
Evaluasi pesatnya perkembangan cabang-cabang GMNI di Jawa, Sumatra, dan wilayah-wilayah lain
Pengembangan cabang-cabang baru GMNI di seluruh Kabupaten / Kota yang ada perguruan tingginya
Perubahan manajemen organisasi dari bentuk DPP menjadi Presidium
Ketua Presidium adalah M. Hadiprabowo

Konperensi Besar GMNI di Kaliurang tahun 1959 Bung karno memeberikan pidato sambutan dengan judul "Hilangkan Sterilitiet dalam Gerakan Mahasiswa !". Diteguhkannya kembali Marhaenisme sebagai asas perjuagan organisasi.

KONGRES IV
Digelar tahun 1962 di Jogjakarta, dengan hasilnya:
Peneguhan eksistensi organisasi dalam realitas sosial politik dan masalah kemasyarakatan
Kepengurusan Presidium antara lain: Bambang Kusnohadi (ketua), Karjono (sekjen), John Lumingkewas, Waluyo, dll.

Konperensi Besar di Jakarta 1963
Bung Karno memeberikan amanat yang pada intinya meminta GMNI untuk lebih menegaskan ideologi Marhaenismenya.

Konperensi Besar di Pontianak 1965
Kongres V direncanakan berlangsung di Jakarta, tetapi batal akibat adanya GESTOK. Untuk itu konsolidasi organisasi dipindahkan ke Pontianak melalui forum Konperensi Besar, dengan hasil menetapkan kerangka program perjuangan dan program aksi bagi pengabdian masyarakat.

KONGRES V
Berlangsung tahun 1969 di Salatiga. Terjadi perdebatan sengit di dalam kongres akibat infiltrasi dari rezim penguasa Orde Baru. Hasilnya: mengesahkan kepemimpinan nasional GMNI berupa DPP dengan ketua Soeryadi dan Sekjen Budi Hardjono.

KONGRES VI
Dilaksanakan tahun 1967 di Ragunan jakarta dengan tema pengukuhan kembali independensi GMNI serta persatuan dan kesatuan dan sekaligus konsolidasi organisasi. Hasil kongres ini adalah :
Penyatuan faksi yang ada di GMNI
Rekonsiliasi dengan power sharing untuk mengisi struktur kepemimpinan nasional
Pernyataan independensi GMNI
Pimpinan nasional berbentuk Presidium dengan kepengurusan sebagai berikut: Sudaryanto, Daryatmo Mardiyanto, Karyanto, Wisnu Subroto, Hadi Siswanto, Rashandi Rasjad, Teuku Jamli, Viktor S Alagan, Alwi F. AS, Emmah Mukaromah, Agung Kapakisar, Sunardi GM, Semedi.

KONGRES VII
Dilaksanakan di Medan tahun 1979, hasilnya adalah:
Konsolidasi organisasi dan konsolidasi ideologi secara optimal
Marhaenisme sebagai asas organisasi tidak boleh diubah
Penegasan independensi GMNI
Presidium dengan anggota: Sutoro SB (Sekjen), Daryatmo Mardiyanto, Lukman Hakim, Sudaryanto, Kristiya Kartika, Karyanto Wirosuhardjo.

KONGRES VIII
Berlangsung 1983 di Lembang, Bandung, dengan pengawalan ketat dari aparat keamanan. Kepengurusan Presisium hasil kongres ini adalah: Amir Sutoko (Sekjen), Suparlan, Sudiman Kadir, Suhendar, Sirmadji Tjondropragola, Hari Fadillah, Rafael Lami Heruhariyoso, Bismarck Panjaitan, Antonius Wantoro.

KONGRES IX
Berlangsung di Samarinda tahun 1986. Kepengurusan Presidium hasil kongres ini adalah: Kristiya Kartika (Ketua), Hairul Malik (Sekjen), Sudirman Kadir, Sunggul Sirait, Agsu Edi Santoso, I Nyoman Wibano, Suparlan, Adin Rukandi, Gerson Manurib.

KONGRES X
Berlangsung di Salatiga tahun 1989. Kepengurusan Presidium hasil Kongres ini adalah: Kristiya Kartika (Ketua), Heri Wardono (Sekjen), Agsu Edi Santoso, Hendro S. Yahman, Sunggul Sirait, Ananta Wahana, Jhon A. Purba, Silvester Mbete, Hendrik Sepang.

KONGRES XI
Dilaksanakan tahun 1992 di Malang, hasilnya adalah sebagai berikut:
Adanya format baru hubungan antara kader GMNI yang tidak boleh lagi bersifat formal institusional, tetapi diganti jadi bentuk hubungan personal fungional.
Kepengurusan Presidium adalah: Heri Wardono (Ketua), Samsul Hadi (Sekjen), Idham Samudra Bei, Teki Priyanto, Yayat T. Sumitra, Rosani Projo, Yori Rawung, Herdiyanto, Frimansyah.

KONGRES XII
Diadakan di Denpasar tahun 1996. Hasilnya adalah:
Perubahan pembukaan Anggaran Dasar dengan memasukkan klausul "Sosialis Religius", "Nasionalis Religius", dan "Progresive Revolusioner".
Menolak calon tunggal presiden RI, penghapusan program penataran P4, reformasi politik ekonomi RI.
Kepengurusan Presidium terdiri dari: Ayi Vivananda(Ketua), A. Baskara (Sekjen), Agus Sudjiatmiko, Abidin Fikri, Arif Wibowo, IGN Alit Kelakan, Deddy Hermawan, Sahala PL Tobing, Rudita Hartono, Hiranimus Abi, Yudi Ardiwilaga, Viktus Murin.

KONGRES XIII
Terjadi perpecahan dalam Kongres XIII. Sebagian ada yang menyelenggarakan Kongres di Kupang pada Oktober 1999. Sebagian lagi menggelar Kongres Luar Biasa (KLB) di Semarang.
Presidium hasil Kongres Kupang adalah: Bambang Romada, Viktus Murin, Arif Fadilla, Aleidon Nainggolan, Haryanto Kiswo, Klementinus R. Sakri, Kristantyo Wisnu Broto, Robby R F Repi, R.S. Hayadi, Renne Kembuan, Wahyuni Refi, Yusuf Blegur, Yori Yapani.
Sementara itu Presidium hasil Kongres Luar Biasa di Semarang pada Februari 2001 adalah sebagai berikut: Sony T. Dana Paramita (Sekjen), Hatmadi, Sidik Dwi Nugroho, Sholi Saputra, Endras Puji Yuwono, Purwanto, Susilo Eko Prayitno, Tonisong Ginting, Donny Tri Istiqomah, Andre WP, Abdullah Sani, Bamabang Nugroho, I Gede Budiatmika.

KONGRES XIV
Barisan hasil kongres Kupang meneruskan kongres XIV di Manado dengan hasil kepengurusan Presidium sebagai berikut: Wahyuni Refi (Ketua), Donny Lumingas (Sekjen), Achmad Suhawi, Marchelino Paiiama, Ade Reza Hariyadi, Hendrikus Ch Ata Palla, Yos Dapa Bili, Hendri Alma Wijaya, Moch. Yasir Sani, Haryanto Kiswo, Jan Prince Permata, Eddy Mujahidin, Ragil Khresnawati, Heard Runtuwene, Nyoman Ray.
Sementara itu barisan hasil KLB Semarang meneruskan kongres XIV di Medan, dengan hasil kepengurusan sebagai berikut: Sonny T. Dana Paramita (Sekjen), Andri, Dwi Putro, Erwin Endaryanta, Fitroh Nurwijoyo Legowo, Mangasai Tua Purba, Monang Tambunan, Alvian Yusuf Feoh, Abdul Hafid.

KONGRES XV (KONGRES PERSATUAN)
Dilaksanakan pada tahun 2006 di Pangkal Pinang, Propinsi Kepulauan Bangka Belitung, dengan penyatuan dua barisan yang ada di GMNI, hasilnya adalah sebagai berikut:
Penetapan AD/ART baru GMNI
Penetapan silabus kaderisasi dan GBPP GMNI
Hasil kepengurusan Presidium dipimpin oleh Deddy Rahmadi sebagai Ketua dan Rendra Falentino Simbolon sebagai Sekretaris Jenderal.

KONGRES XVI
Berlangsung di Wisma Kinasih Bogor pada Desember 2008, hasilnya adalah: Penyempurnaan AD/ART dan GBPP GMNI, Bentuk pimpinan nasional adalah Presidium dengan Ketua Rendra Falentino Simbolon dan Sekretaris Jenderal Cokro Wibowo Sumarsono, Penegasan sikap politik sebagai berikut:
Pernyataan untuk kembali ke UUD 1945 yang asli
Mendesak segera dilaksanakannya Reforma Agraria
Menolak hutang luar negeri dalam bentuk apapun
Cabut UU Badan Hukum Pendidikan, UU Pornografi dan Pornoaksi serta UU Penanaman Modal
Nasionalisasi sepenuhnya aset-aset yang menyangkut hajat hidup orang banyak sesuai dengan amanat UUD 1945


Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

read comments